Senin, 02 Desember 2013

Lebih Lanjut Mengenai Sayyidi Syaikh Ahmad Khatib as-Sambasy ra.


Syech Ahmad Khatib Sambas adalah seorang ulama yang mendirikan perkumpulan Thariqah Qadiriyah Naqsyabandiyah. Perkumpulan thariqah ini merupakan penyatuan dan pengembangan terhadap metode dua thariqat sufi besar. yakni Qadiriyah dan Naqsyabandiyah.

Ahmad Khatib Sambas dilahirkan di daerah Kampung Dagang, Sambas, Kalimantan Barat, pada bulan shafar 1217 H. bertepatan dengan tahun 1803 M. dari seorang ayah bernama Abdul Ghaffar bin Abdullah bin Muhammad bin Jalaluddin. Ahmad Khatib terlahir dari sebuah keluarga perantau dari Kampung Sange’. Pada masa-masa tersebut, tradisi merantau (nomaden) memang masih menjadi bagian cara hidup masyarakat di Kalimantan Barat.

Sebagai sebuah daerah yang dibangun oleh Raja Tengah, keturunan dari raja Brunei Darussalam, pada tahun 1620 M. dan menobatkan diri sebagai sebuah kerajaan sepuluh tahun kemudian. Maka wilayah Sambas adalah daerah yang telah memiliki ciri-ciri kemusliman khusus sejak Raden Sulaiman yang bergelar Muhammad Tsafiuddin dinobatkan sebagai Sultan Sambas pertama.

Pada waktu itu, rakyat Sambas hidup dari garis agraris dan nelayan. Hingga ditandatanganinya perjanjian antara Sultan Muhammad Ali Tsafiuddin (1815-1828) dengan pemerintahan kolonial Belanda pada tahun 1819 M. Perjanjian ini membentuk sebuah pola baru bagi masyarakat Sambas yakni, perdagangan maritim.

Dalam suasana demikianlah, Ahmad Khatib Sambas menjalani masa-masa kecil dan masa remajanya. Di mana sejak kecil, Ahmad khatib Sambas diasuh oleh pamannya yang terkenal sangat alim dan wara’ di wilayah tersebut. Ahmad khatib Sambas menghabiskan masa remajanya untuk mempelajari ilmu-ilmu agama, ia berguru dari satu guru-ke guru lainnya di wilayah kesultanan Sambas. Salah satu gurunya yang terkenal di wilayah tersebut adalah, H. Nuruddin Musthafa, Imam Masjid Jami’ Kesultanan Sambas.

Karena terlihat keistimewaannya terhadap penguasaan ilmu-ilmu keagamaan, Ahmad Khatib Sambas kemudian dikirim oleh orang tuanya untuk meneruskan pendidikannya ke Timur Tengah, khususnya Mekkah. Maka pada tahun 1820 M. Ahmad Khatib Sambas pun berangkat ke tanah suci untuk menuntaskan dahaga keilmuannya. Dari sini kemudian ia menikah dengan seorang wanita Arab keturunan Melayu dan menetap di Makkah. Sejak saat itu, Ahmad Khatib Sambas memutuskan menetap di Makkah sampai wafat pada tahun 1875 M.

Guru dan Muridnya

Di antara guru Ahmad Khatib Sambas semasa menuntut ilmu di tanah suci adalah Syeikh Daud bin Abdullah al-Fatani, seorang Syeikh terkenal yang berdomisili di Makkah, dan Syeikh Abdus Shomad al-Palimbany. Syeikh Abdul hafidz al-Ajamy, Ahmad al-Marzuqi al-Makky al-Maliki.

Sedangkan mengingat masa meninggalnya Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari adalah Oktober 1812 M. setelah mengabdi di tanah air selama empat puluh tahun, dan Beliau berangkat ke tanah suci pada tahun 1820 M. maka tidak mengherankan jika Beliau pun diduga sebagai salah satu guru Ahmad Khatib Sambas. Dalam hemat penulis, sangat mungkin Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari adalah guru Beliau sewaktu belum berangkat ke tanah suci.

Pendapat ini setidaknya mematahkan penolakan bahwa Ahmad Khatib Sambas tidaklah mungkin pernah bertemu dengan Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari. Mengingat tradisi nomaden dan situasi politik era perdagangan maritim yang telah dijelaskan sebelumnya, maka sebenarnya sangat mungkin bagi Ahmad Katib Sambas untuk bertemu dengan Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari, terutama bersama dengan bimbingan pamannya yang juga adalah seorang ulama.

Ketika kemudian Ahmad Khatib telah menjadi seorang ulama, ia pun memiliki andil yang sangat besar dalam perkembangan kehidupan keagamaan di Nusantara, meskipun sejak kepergiannya ke tanah suci, ia tidaklah pernah kembali lagi ke tanah air.

Masyarakat Jawa dan Madura, mengetahui disiplin ilmu Syeikh Sambas, demikian para ulama menyebutnya kemudian, melalui ajaran-ajarannya setelah mereka kembali dari Makkah. Syeikh Sambas merupakan ulama yang sangat berpengaruh, dan juga banyak melahirkan ulama-ulama terkemuka dalam bidang fiqh dan tafsir, termasuk Syeikh Nawawi al-Bantani adalah salah seorang di antara murid-murid Beliau yang berhasil menjadi ulama termasyhur. Salah satunya adalah Syeikh Abdul Karim Banten yang terkenal sebagai Sulthanus Syeikh. Ulama ini terkenal keras dalam imperialisme Belanda pada tahun 1888 dan mengobarkan pemberontakan yang terkenal sebagai pemberontakan Petani Banten. Namun sayang, perjuangan fisiknya ini gagal, kemudian meninggalkan Banten menuju Makkah untuk menggantikan Syeikh Ahmad Khatib Sambas.

Syeikh Ahmad Khatib Sambas dalam mengajarkan disiplin ilmu Islam bekerja sama dengan para Syeikh besar lainnya yang bukan pengikut thariqat seperti Syaikh Tolhah dari Cirebon, dan Syaikh Ahmad Hasbullah bin Muhammad dari Madura, keduanya pernah menetap di Makkah.

Sebagian besar penulis Eropa membuat catatan salah, ketika mereka menyatakan bahwa sebagian besar Ulama Indonesia bermusuhan dengan pengikut sufi. Hal terpenting yang perlu ditekankan adalah bahwa Syeikh Sambas adalah sebagai seorang Ulama (dalam asti intelektual), yan g juga sebagai seorang sufi (dalam arti pemuka thariqat) serta seorang pemimpin umat yang memiliki banyak sekali murid di Nusantara.

Hal ini dikarenakan perkumpulan Thariqat Qadiriyyah wa Naqsabhandiyyah yang didirikannya, telah menarik perhatian sebagian masyarakat muslim Indonesia, khususnya di wilayah Madura, Banten, dan Cirebon, dan tersebar luas hingga ke Malaysia, Singapura, Thailand, dan Brunei Darussalam.

Peranan dan Karya

Perlawanan yang dilakukan oleh suku Sasak, pengikut Thariqat Qadiriyyah wa Naqshabandiyyah yang dipimpin oleh Syeikh Guru Bangkol juga merupakan bukti yang melengkapi pemberontakan petani Banten, bahwa perlawanan terhadap pemerintahan Belanda juga dipicu oleh keikutsertaan mereka pada perkumpulan Thariqoh yang didirikan oleh Syeikh Ahmad Khatib Sambas ini.

Thariqat Qadiriyyah wan Naqshabandiyyah mempunyai peranan penting dalam kehidupan muslim Indonesia, terutama dalam membantu membentuk karakter masyarakat Indonesia. Bukan semata karena Syaikh Ahmad Khatib Sambas sebagai pendiri adalah orang dari Nusantara, tetapi bahwa para pengikut kedua Thariqat ini adalah para pejuang yang dengan gigih senantiasa mengobarkan perlawanan terhadap imperialisme Belanda dan terus berjuang melalui gerakan sosial-keagamaan dan institusi pendidikan setelah kemerdekaan.

Ajarah Syeikh Ahmad Khatib Sambas hingga saat ini dapat dikenali dari karya Fathul Arifin yang merupakah notulensi dari ceramah-ceramahnya yang ditulis oleh salah seorang muridnya, Muhammad Ismail bin Abdurrahim. Notulensi ini dibukukan di Makkah pada tanggal tahun 1295 H. kitab ini memuat tentang tata cara, baiat, talqin, dzikir, muqarobah dan silsilah Thariqah Qadiriyyah wan Naqsyabandiyah.

Buku inilah yang hingga saat ini masih dijadikan pegangan oleh para mursyid dan pengikut Thariqah Qadiriyyah wan Naqsyabandiyah untuk melaksanakan prosesi-prosesi peribadahan khusus mereka. Dengan demikian maka tentu saja nama Syeikh Ahmad Khatib Sambas selalu dikenang dan di panjatkan dalam setiap doa dan munajah para pengikut Thariqah ini.

Walaupun Syeikh Ahmad Khatib Sambas termasyhur sebagai seorang tokoh sufi, namun Beliau juga menghasilkan karya dalam bidang ilmu fikih yang berupa manusrkip risalah Jum’at. Naskah tulisan tangan ini dijumpai tahun 1986, bekas koleksi Haji Manshur yang berasal dari Pulau Subi, Kepulauan Riau. Demikian menurut Wan Mohd. Shaghir Abdullah, seorang ulama penulis asal tanah Melayu. Kandungan manuskrip ini, membicarakan masalah seputar Jum’at, juga membahas mengenai hukum penyembelihan secara Islam.Pada bagian akhir naskah manuskrip, terdapat pula suatu nasihat panjang, manuskrip ini ditutup dengan beberapa amalan wirid Beliau selain amalan Tariqat Qadiriyah-Naqsyabandiyah.

Karya lain (juga berupa manuskrip) membicarakan tentang fikih, mulai thaharah, sholat dan penyelenggaraan jenazah ditemukan di Kampung Mendalok, Sungai Kunyit, Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat, pada 6 Syawal 1422 H/20 Disember 2001 M. karya ini berupa manuskrip tanpa tahun, hanya terdapat tahun penyalinan dinyatakan yang menyatakan disalin pada hari kamis, 11 Muharam 1281 H. oleh Haji Ahmad bin Penggawa Nashir.

Sedangkan mengenai masa hidupnya, sekurang-kurangnya terdapat dua buah kitab yang ditulis dalam bahasa Arab oleh orang Arab, menceritakan kisah ulama-ulama Mekah, termasuk di dalamnya adalah nama Syeikh Ahmad Khatib Sambas. Kitab yang pertama, Siyar wa Tarajim, karya Umar Abdul Jabbar. Kitab kedua, Al-Mukhtashar min Kitab Nasyrin Naur waz Zahar, karya Abdullah Mirdad Abul Khair yang diringkaskan oleh Muhammad Sa'id al-'Amudi dan Ahmad Ali.

Umar Abdul Jabbar, menyebut bulan Safar 1217 H (kira-kira bersamaan 1802 M.) sebagai tanggal lahirnya demikian pun Muhammad Sa’id al-Mahmudi. Namun mengenai tahun wafatnya di Mekah, terdapat perbedaan. Abdullah Mirdad Abul Khair menyebut bahwa Syeikh Ahmad Khatib wafat tahun 1280 H. (kira-kira bersamaan 1863 M.), tetapi menurut Umar Abdul Jabbar, pada tahun 1289 H. (kira-kira bersamaan 1872 M.).
Wallahu A’lam

Doa Basmalah dan Al-Fatihah Sayyidi Syaikh Abdul Qadir al-Jailani qs.

WIRID  BASMALAH
Amalan berikut ini adalah wirid basmalah susunan Sayyidi Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani qs. yang disebutkan dalam Kitab Ash-Shalawat wa al-Awrad :

Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allaahumma inii as-aluka bihaqqi bismillaahirrahmaanir-rahiim,
wabihurmati bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabifadhli bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabi’azhamati bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabijalaali bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabijamaali bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabikamaali bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabihaybati bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabimanzilati bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabimalakuti bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabijabaruti bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabikibriyaa-i bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabitsanaa-i bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabibahaa-i bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabikaramati bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabisulthaani bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabibarakati bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabi’izzati bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabiquwwati bismillaahirrahmaanir-rahiim
wabiqudrati bismillaahirrahmaanir-rahiim
irfa’ qadrii wasyrah shadrii wa yassir amrii warzuqnii min haytsu laa yahtasib bifadhlika wa karamika, ya man huwa kaaf haa yaa ‘ain shad haa mim ‘ain sin qaaf, wa as-aluka bijalaalil-‘izzati wa jalalil-haybati wa jabaruutil ‘azhamati an taj’alanii min ‘ibaadikash-shaalihiinal-ladziina (laa khawfun ‘alayhim walaa hum yahzanuun) birahmatika yaa arhamar-raahimin wa an tushalliya ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘ala aali sayyidinaa Muhammad.

“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan haq bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kemuliaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan keutamaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan keagungan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kebesaran bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan keindahan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kesempurnaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kewibawaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kedudukan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kekuasaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan keperkasaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kebesaran bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan pujian bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan cahaya bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kemuliaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kekuasaan bismillaahirrahmaanir-rahiim dan dengan keberkahan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kemuliaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, dan dengan kekuatan, dan dengan kekuasaan bismillaahirrahmaanir-rahiim, angkatlah kemuliaanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah urusanku, dan berikanlah aku rizqi yang tak disangka-sangka datangnya dengan keutamaan-Mu dan kemuliaan-Mu, wahai DZat Yang Dia kaf  ha ya ‘ain shad ha mim ‘ain sin qaf (hanya Allah yang tahu arti sesungguhnya kalimat-kalimat itu) dan aku memohon dengan kebesaran kemuliaan-Mu, dengan kebesaran kewibawaan-Mu, dengan keperkasaan keangungan-Mu, agar Engkau menjadikanku tergolong hamba-hamba-Mu yang shalih (yang tidak ada perasaan bersedih hati), dengan rahmat-Mu, wahai Yang Paling Pengasih di antara yang pengasih. Dan aku memohon agar Engkau senantiasa melimpahkan rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad dan kepada keluarga junjungan kami, Nabi Muhammad.

DOA PEMELIHARAAN DIRI
Doa Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani berikut ini sangat baik dibaca sesudah membaca dzikir khofi/Tawajjuh setiap selesai shalat fardhu sebanyak 66 kali, untuk mendapatkan pemeliharaan diri dari Allah SWT dari segala yang tidak dikendaki. Doanya adalah sebagai berikut :

Bismillaahirrahmaanir-rahiim
Allaahumma inni as-aluka bisirridz-dzaati wabidzaatis-sirri huwa anta huwa, ihtajabtu binuurillaahi wabinuuri ‘aduwwillaahi, bimi-ati alfi laa hawla walaa quwwata illaa billaah, khatamtu ‘alaa nafsii wa ‘alaa ahlii wa ‘alaa kulli syay-in a’thaaniihi rabbi bikhaatamillaahil manii’il-ladzii khatama bihi aqthaaras-samaawaati, wal ardh. Wa hasbunallaahu wa ni’mal wakiil, ni’mal mawlaa wa ni’man-nashiir, walaa hawla walaa quwwata illaa billaahil-‘aliyyil-‘azhiim, wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa ‘alihi wa shahbihi ajma’in, wa sallama tasliiman katsiiran wal hamdulillaahi rabbil ‘aalamiin.
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan rahasia Dzat-Mu dan Dzat rahasia-Mu, yang Dia itu adalah Engkau dan Engkau adalah Dia. Aku melindungi diriku dengan cahaya Allah, dengan cahaya arasy Allah, dengan semua nama milik Allah, dari musuhku dan musuh Allah, dengan seratus ribu ucapan Laa hawla walaa quwwata illaa billaah. Aku melindungi diriku, keluargaku, dan segala sesuatu yang Tuhanku berikan kepadaku dengan perlindungan Allah yang kokoh, yang dengannya Dia lindungi seluruh penjuru langit dan bumi. Dan cukuplah Allah bagi kami, Dia sebaik-baik yang mengurus, sebaik-baik pemimpin dan sebaik-baik penolong. Dan tidak ada daya dan upaya melainkan dengan izin Allah, Yang  Maha Tinggi lagi Maha Agung . Semoga Allah melimpahkan rahmat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, dan kepada keluarga dan para sahabatnya, dan semoga pula Dia memberikan kesejahteraan yang banyak, dan segala puji adalah milik Allah, Tuhan sekalian alam.


DOA SETELAH MEMBACA AMALAN SURAT AL-FATIHAH
Berikut adalah doa yang dibaca setelah setiap selesai shalat fardhu. Surah Al-Fatihah itu dalam sehari-semalam dibaca seratus kali. Perinciannya sebagai berikut : Setelah shalat Subuh membaca Al-Fatihah 30 kali, setelah shalat Zhuhur 25 kali, setelah shalat Ashar 20 kali, setelah maghrib 15 kali, dan setelah shalat Isya 10 kali. Di setiap waktu itu setelah selesai membaca Al- Fatihah membaca doa ini tiga kali.
Barang siapa mengamalkannya secara rutin insya Allah akan mendapatkan manfaat-manfaat yang luar biasa dan tidak disangka-sangka. Inilah doanya :

Bismillaahirrahmaanir-rahiim  
(Alhamdulillaahi rabbil-‘aalamiin) munawwiri abshaaril-‘aarifina binuuril-ma’rifati yaqiini, jaadzibi azimmati asraaril-muhaqqiqiina bijadzabaatil-qurbi wat-tamkiin, faatihi aqfaali qulubil-muwahhidiin bifaatihatit-tawhiidi wal-fathil-mubiin, alladzii ahsana kulla syay-in khalaqahu wabada-a khalqal-insaani min thiinin tsumma ja’ala naslahu min sulaalatin min maa’in mahiin.
(Arrahmaanir-rahiim) al-‘aziizil-hakiimil-‘aliyyil-‘azhiimil-awwalil-qadiim, khaathaba muusaal-kalima bikhithaabit-takriimi wa syarrafa nabiyyahul-kariima binnashshisy-syariif, walaqad aataynaaka sab’an minal-matsaanii wal-quraanal ‘azhiim.
(Maaliki yawmid-diin) qaahiril-jabaabirati wal-mutamarridiina wa mubiidith-thughaatil jaahidiina dza likumullaahu rabbukum fatabaarakallaahu ahsanul-khaaliqiin, fayaaman laa syariika lahu walaa mu’in.
(iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin) mu’tarifiina bil-ajzi ‘anil-qiyaami wa hiya ramiim.
(ihdinash-shiraathal-mustaqiim) shiraatha ahlil-ikhlaashi wat-tasliim
(Shiraathal-ladziina an’amta ‘alayhim) shiraathal-ladziina tasallaw bil-hudaa wafarihuu bimaa ladayhim.
(Ghayril maghdhuubi ‘alayhim) habnallaahumma minka mawajibash-shiddiiqiin.  Wa asyhidnaa masyaahidasy-syuhadaa’i walaa taj’alnaa dhalliina walaa mudhilliina walaa tahsyurnaa fii zumratizh-zhaalimiina (Waladh-dhaalliin) (Aamiin)
Allaahumma bihaqqi haadzihil-faatihati, iftah lanaa fathan qariiba, allaahumma bihaqqi haadzihisysyaafiyati isyfinaa min kulli aafatin wa ‘aahatin fiddunyaa wal aakhirah. Allaahumma bihaqqi haadzihil-kaafiyati, ikfinaa maa ahammanaa min amrid-dunyaa wal aakhirati wa ajri ta’alluqaatii wa ta’alluqaati ‘ibaadikal-mu’miniina ‘alaa ajalli ‘awaa’idika wasyfa’lanaa binafsika ‘inda nafsika fid-dunyaa wal-akhirah, idz laa arhama binaa wabihim minka yaa arhamar-raahimiin.
Wa shallallaahu ‘ala sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallama tasliiman katsiiran ilaa yawmid-diin wal hamdu lillaahi rabbil-‘aalamiin.

“ Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
(Segala Puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam) Yang menyinari pandangan orang-orang arif dengan cahaya ma’rifah dan keyakinan, Yang menarik kendali rahasia-rahasia para muhaqqiq (orang yang tahu detail-detail sesuatu) dengan tarikan-tarikan kedekatan dan kekokohan, pembuka kunci-kunci hati orang-orang yang bertauhid dengan pembuka tauhid dan kemenangan yang nyata, yang membaguskan segala sesuatu yang diciptakan-Nya, dan memulai penciptaan manusia (yakni penciptaan Adam) dari tanah kemudian menjadikan keturunannya dari suatu saripati air yang hina.
(Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang) Yang Maha Mulia, Maha Bijaksana, Maha Tinggi, Yang Maha Agung, Maha Awal, Maha Terdahulu. Dia berbicara kepada Nabi Musa, Kalamullah, dengan pembicaraan yang memuliakan. Dan Dia memuliakan Nabi-Nya yang mulia (Nabi Muhammad) dengan nash yang mulia, Wa laqad aataynaaka sab’an minal matsaani wal-qur’anal-‘azhiim (Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al-Qur’an yang agung).
(Yang menguasai hari kemudian) Yang mengalahkan orang-orang yang zhalim dan mereka yang sewenang-wenang, Yang membinasakan para thaghut yang ingkar. Itulah Allah, Tuhan kalian. Maha Suci Allah, sebaik-baik yang menciptakan. Wahai Dzat Yang tidak ada sekutu bagi-Nya dan tidak pula ada penolong.
(Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan) Dengan mengakui kelemahan dalam melaksanakan hak-Mu di setiap waktu dan saat. Wahai Dzat Yang Membangkitkan angin yang diam, wahai Dzat Yang menghidupkan tulang-belulang yang dalam keadaan hancur.
(Tunjukilah kami jalan yang lurus) Jalan orang-orang yang memiliki keikhlasan dan penyerahan diri.
(Yakni jalan orang-orang yang Engkau berikan nikmat kepada mereka) Jalan orang-orang yang terhibur dengan petunjuk dan merasa gembira dengan apa yang ada pada mereka.
(Bukan jalan orang-orang yang dimurkai) Berikanlah kepada kami, Ya Allah, dorongan-dorongan kaum shiddiqin, dan perlihatkanlah kepada kami pemandangan-pemandangan para syuhada, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang sesat dan jangan pula tergolong orang-orang yang menyesatkan, dan janganlah Engkau kumpulkan kami dalam golongan orang-orang yang zhalim.
(Dan bukan pula orang-orang yang sesat) (Aamiin).
Ya Allah, dengan kemuliaan Al-Fatihah (pembuka) ini, bukakanlah bagi kami keterbukaan (kemenangan) yang dekat. Ya Allah, dengan kemuliaan penyembuh ini, sembuhkanlah kami dari segala penyakit dan gangguan kesehatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, dengan kemuliaan surah yang mencukupi ini, cukupilah kami dalam segala yang penting bagi kami dari urusan dunia dan akhirat. Dan jadikanlah kecintaan kami dan kecintaan hamba-hamba-Mu yang mukmin adalah pada manfaat dari-Mu yang terbesar. Berilah kami pertolongan dengan diri-Mu pada diri-Mu di dunia dan akhirat, karena tidak ada yang lebih penyayang terhadap kami dan terhadap mereka daripada Engkau, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang.
Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kesejahteraan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, serta keluarga dan para sahabatnya sebanyak-banyaknya sampai hari akhir kelak, dan segala puji milik Allah, Tuhan sekalian alam.”     

Ajengan Abdul Gaos SM.BUKAN Mursyid TQN PP.Suryalaya

Berikut ini hasil silaturahmi khusus/Ijma para wakil talqin  TQN PP.Suryalaya yang menetapkan dan memutuskan  antara lain :  
TIDAK MENERIMA pengakuan KH.Abdul Gaos SM sebagai mursyid  ke-38 TQN PP.Suryalaya, TIDAK MENERIMA pengakuan KH. Abdul Gaos SM sebagai penerus guru mursyid TQN PP.Suryalaya KH.Ahmad Shohibul Wafa Tajul Arifin, TIDAK LAGI MENGAKUI KH.Abdul Gaos SM dan KH.Muhammad Sholeh sebagai wakil talqin TQN PP.Suryalaya...
Dan untuk lebih lengkapnya silahkan lihat gambar di bawah ini surat Ijma Para Wakil Talqin  dan Ahli Waris Syekh Mursyid KH.Ahmad Shohibul Wafa Ra. serta Syekh Abdullah Mubarok bin Noor Muhammad Ra. Tgl.15/09/2013 yang bersumber dari link resmi milik  PP.Suryalaya sebagai berikut :






Sumber : http://www.suryalaya.org/ver2/main.html


Read more: http://www.dokumenpemudatqn.com/2013/09/ijma-para-wakil-talqin-tqn-ppsuryalaya.html#ixzz2mHY9TNXb

Riyadhoh (Latihan) Setelah Prosesi Talqin/Baiat

-KITAB UQUDUL JUMAAN
Khusus hanya Untuk Ikhwan TQN PP.Suryalaya
yang sudah ditalqin.-

Dengan mengikuti (tuntunan di kitab) Uqudul Jumaan, praktek riyadhohnya (para ikhwan/t TQN PP.Suryalaya,red) mencakup zikir yang dilakukan harian, khataman seminggu sekali, dan manakiban sebulan sekali. 
Sedang amalan yg sesungguhnya ialah panggung dunia yg luas, di medan perjuangan yang penuh peluang dan ujian, pada setiap gerak dan kegiatan fisik, mental
dan spritual, serta pada setiap saat di setiap tempat (selalu mengingat ALLOH/Dzikir khofi,red).... 


Sumber Buku: Thoriqat Qodiriyyah Naqsyabandiyyah (Sejarah, Asal-Usul dan Perkembangannya) hal.97 - 99

Sumber: Grup FacebookPemuda TQNS

TATA CARA DZIKIR HARIAN

Tata caranya adalah sebagai berikut:
1) Sholat Shubuh
Pada waktu shubuh, dzikir harian ini dilaksanakan setelah salam sholat fardhu
shubuh, dan tidak ada sholat sunnat ba'da shubuh.
2) Sholat Dzuhur
a) Dilaksanakan setelah salam sholat fardhu dzuhur, dan setelah selesai dzikir,
selanjutnya melaksanakan sholat sunnat ba'da dzuhur 2 atau 4 roka'at 2x
salam. Jika sholat sunnat ba'da dzuhur dilaksanakan 4 roka'at, maka 2 roka'at
awal dilaksanakan secara berdiri (apabila tidak ada uzur), dan 2 roka'at
terakhir dilaksanakan sambil duduk (walaupun tidak ada uzur). Dan apabila 4
roka'at tersebut semuanya ingin dilaksanakan sambil berdiri, sama sekali tidak
ada larangannya.
b) Apabila pada sholat jum'at, maka dzikir harian ini dilaksanakan setelah
salam sholat jum'at, dan selanjutnya setelah selesai "tawajuh" melaksanakan
khotaman dan seterusnya melaksanakan sholat sunnat ba'da jum'at 2 atau 4
roka'at (seperti yang telah disebutkan di atas).
3) Sholat Ashar
Pada waktu ashar, dzikir harian ini dilaksanakan setelah salam sholat fardhu
ashar, dan tidak ada sholat sunnat ba'da ashar.
4) Sholat Maghrib:
Pada waktu maghrib:
Dzikir harian ini dilaksanakan setelah salam sholat fardhu maghrib, dan setelah
selesai dzikir sebaiknya melaksanakan khotaman dan sholat-sholat sunnat:
- ba'da maghrib 2 roka'at.
- awwabin 2 roka'at.
- taubat 2 roka'at.
- birrulwalidaini 2 roka'at.
- hifdzil iman 2 roka'at.
- syukrun nikmat 2 roka'at (sambil duduk walaupun tidak ada uzur, dan sangat
tidak ada salahnya kalau dilaksanakan berdiri) sampai masuk waktu adzan
isya.
5) Sholat Isya
Pada waktu isya, dzikir harian ini dilaksanakan setelah sholat sunnat ba'da
isya 2 roka'at (sambil duduk walaupun tidak ada uzur, dan tidak salah kalau
dilaksanakan dengan berdiri). Dan setelah selesai dzikir, diteruskan
melaksanakan sholat sunnat lidaf'il bala 2 roka'at yang diteruskan
melaksanakan khotaman.

6) Dalam melaksanakan dzikir harian disyaratkan:
- dalam keadaan punya wudhu yang sempurna.
- kalimat-kalimat dzikirnya harus dipukulkan dengan kuat pada tempat-tempat
(lathifah-lathifah) yang seharusnya.
- dengan gema dan suara yang kuat.
7) Suara dzikirnya harus tartil, fasih dan jelas terdengar makhrojnya (kata demi
kata), tidak boleh berteriak dan kencang-kencang.
8) Jumlah bilangannya tidak boleh kurang dari 165, dengan diawali menarik
dzikir 3x dan diakhiri menarik dzikir 1x, tetapi kalau sedang sibuk oleh sesuatu,
boleh dicukupkan hanya menarik dzikir yang 3x, dan apabila telah selesai dari
kesibukan-kesibukan tersebut maka dzikir yang ditinggalkan dibayar (diqodlo)
menjadi 165 dikali berapa waktu amalan dzikir harian yang ditinggalkan, waktu
membayarnya boleh diluar waktu sholat fardhu.
9) Apabila dilaksanakan secara berjama'ah harus tertib, seirama dan senada
dan jelas terdengar ucapan la ilaha illallah-nya, tidak boleh sebagian cepat dan
kencang, dan sebagian yang lain lambat dan pelan, juga tidak boleh
menyelisihi imam yang memimpin dzikir, dan bilangan dzikirnya cukup
mencukupi bilangan 165 saja.
10) Apabila dzikir ini dilaksanakan sendirian ataupun secara berjama'ah pada
waktu malam, terutama pada waktu malam telah larut, tidak boleh bersuara
keras-keras, cukup terdengar oleh telinga sendiri saja.
11) Pada waktu melaksanakan dzikir, mata harus dipejamkan dan tidak boleh
menarik nafas memutus lafadz dzikir, artinya lafadz la ilaha illallah harus
senafas.
12) Ketika tawajuh:
- mata dipejamkan,
- mulut dirapatkan,
- geraham ditekan,
- lidah dilipat keatas langit-langit mulut,
- kepala ditundukkan kearah dada sebelah kiri kuran lebih 2 jari di bawah
susu,
- anggota badan yang lain dilepas-lelahkan (tidak membuat gerakan apapun),
- nafas ditahan selama bertawajuh, dan
- dalam hati mengucapkan atau merasakan ismu dzat sebanyak-banyaknya
sampai nafas tidak kuat ditahan lagi.

AMALAN DZIKIR HARIAN
Inilah amalan dzikir harian:
bismillaahir rohmaanir rohiim
ilaa hadlrotin nabiyyil mushthofaa muhammadin shollalloohhu 'alaihhi wa
sallama wa 'alaa aalihhii wa ashhaabihhii wa azwaajihhii wa dzurriyyaatihhii wa
ahli baitihil kiroomi ajma'iina syai-ul lillaahhi lahhumul faatihah.
"Semoga sampai Rahmat Allah kepada Nabi yang terpilih, yakni Nabi
Muhammad saw, dan kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, istri-istrinya,
keturunannya, dan kepada orang-orang yang pernah masuk kedalam rumah
nabi yang mulia semuanya. Segala perkara itu kepunyaan Allah dan tetaplah
kepada-Nya".
astaghfirulloohhal ghofuuror rohiim (3x).
"Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang".
alloohhumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammadiw wa 'alaa aalihhii wa
shohbihhii wa sallim (3x).
"Ya Allah, limpahkanlah rahmat-Mu kepada junjunanku Muhammad saw
beserta keluarga dan sahabatnya serta keselamatan".
ilaahhii angta maqshuudii wa ridlooka mathluubii a'thinii mahabbataka wa
ma'rifataka (1x).
"Wahai Tuhanku, Engkaulah yang aku tuju, dan keridloan-Mu yang aku cari,
berikanlah kepadaku kecintaan kepada dan ma'rifat kepada-Mu".
Selanjutnya menarik dzikir (sebagaimana yang telah ditalqinkan):
laa ilaahha illallooh (3x).
"Tiada Tuhan selain Allah".
Kemudian berdzikir la ilaha illalloh 165x, dan ditutup dengan membaca:
sayyidunaa muhammadur rosuulullooh shollalloohhu 'alaihhi wa sallam.
"Junjunanku Muhammad utusan Allah. Rahmat Allah kepadanya dan
keselamatan".

Selanjutnya berdo'a:
bismillaahhir rohmaanir rohiim.
alloohhumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammadiw wa 'alaa aali sayyidinaa
muhammad, sholatang tungjiinaa bihhaa ming jamii'il ahhwaali wal afaati wa
taqdlii lanaa bihhaa jamii'al haajaati wa tuthohhiruunaa bihhaa ming jami'is
sayyi-aati wa tarfa'unaa bihhaa 'ingdakaa a'laddarojaati wa tuballighuunaa
bihhaa aqshol ghooyaati ming jamii'il khoirooti fil hayaati wa ba'dal mamaati,
innal ladziina yubaayi'uunaka innamaa yubaayi'uunalloohha yadulloohhi fauqo
aydiihhim faman nakatsa fa-innamaa yangkutsu 'alaa nafsihhii wa man aufaa
bimaa 'aahhada 'alaihhulloohha fasayu-tiihhi ajron 'azhiimaa.
(boleh ditambah do'a lainnya)

KEMUDIAN DILANJUT:
BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM
Ilaa hadratin nabiyyil musthafaa muhammadin saw wa'alaa alihi waashabihi waajwajihii wadzurriyatihi waahli baitihiil kiromi ajma'iina syaiul lillaahi lahumul fatihah:

Alfatihah 1x :
بسم الله الرحمن الرحيم |
الحمد لله رب العالمين |
|
الرحمن الرحيم |
ملك يوم الدين |
اياك نعبد واياك نستعين |
|
اهدنا الصرط المستقيم |
صراط الذين انعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالي |

Tsumma ilaa arwaahi ahlissilsilatil qadiriyyati wannaqsabandiyyati wajamii'I ahlith thuruuqi khususon ilaa hadratin shulthaanil auliyaai ghausil a'dzhaami qutubil 'aalamiina sayyiduuna :
Syekh abdul qadir jailaani qaddasallahu sirrahu,
Wasayyiduna syekh abil wasyiim junaidil baghdaadi
Wasayyiduna syekh ahmad khatib ibni abdul ghaffaris syambasyii
Wasayyiduna syekh thalhah kaalifuus sirbuuni
Wasayyiduna syekh abdullah
mubarok bin nur muhammad wasyaikhuunaal mukarramis syaikhii ahmad shaahibil wafaa
taajul aarifina waushuulihim
wafuruu'ihim waahlis silsilaatihim wal aakhidiina 'anhum syaiul lillaahi lahumul faatihah :

Al-Fatihah 1x :
بسم الله الرحمن الرحيم |
الحمد لله رب العالمين |
|
الرحمن الرحيم |
ملك يوم الدين |
اياك نعبد واياك نستعين |
|
اهدنا الصرط المستقيم |
صراط الذين انعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالي |

Tsumma ilaa arwahii aabainaa
waummahaatinaa walikaffatil
muslimiina walmuslimaat
walmu'miniina walmu'minaat alahyaai minhum wal amwaati syai'ul lillaahi lahumul faatihah.

Al-faatihah 1x :
بسم الله الرحمن الرحيم |
الحمد لله رب العالمين |
|
الرحمن الرحيم |
ملك يوم الدين |
اياك نعبد واياك نستعين |
|
اهدنا الصرط المستقيم |
صراط الذين انعمت عليهم غير المغضوب عليهم ولا الضالي |

Istighfar 3x

Astaghfirullaha robbi min kulli zanbin wa atubu ilaihi (3X)
Allohumma sholli'ala sayyidina Muhammadin wa'ala alihi sayyidina Muhammmad

Kamaa shallaita 'alaa sayyidina Ibrahim wa'ala ali Ibrahim
Wabaarik 'alaa sayyidina Muhammad waala 'alii sayyidina Muhammad
Kamaa barakta alaa sayyidina Ibrahim waalaa alii sayyidina Ibrahim
Fil 'aalamiina innaka hamidum majiid

Ilaahi anta maqshuudi waridhaaka mathluubii a'tinii mahabbataka wama'rifataka

KEMUDIAN TAWAJJUH dengan :
KEDUA MATA TERPEJAM,
BIBIR DIRAPATKAN,
LIDAH dirapatkan ke langit-langit
GIGI dirapatkan tiada gerak dan menahan nafas sekuatnya
Kepala ditundukkan ke sebelah kiri
HATI tanpa berhenti berdzikir Khafi sekuatnya.

(Sebagaimana petunjuk ketika di talqin)

Khataman TQN PP.Suryalaya (Bagian IV)


Bacaan Setelah Khotaman:
DO'A UNTUK MENGGALANG PERSATUAN DAN KESATUAN BAIK DI LINGKUNGAN KELUARGA, MASYARAKAT DAN NEGARA
bismillaahhir rohmaanir rohhiim
'asalloohu ayyaj'ala bainakum wa bainal ladziina 'adaitum minhhum mawadataw walloohhu qodiiruw walloohhu ghofuurur rohiimu robbi innii zholamtu nafsii faghfirlii dzambii laa ilaahha illa angta subhaanaka innii kungtu minazh zhoolimiina (3x).
"Semoga Allah menumbuhkan kasih sayang di antara kalian dan termasuk pada orang-orang yang memusuhi kalian. Allah Maha Kuasa dan Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Tiada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah orang yang menganiaya kepada diriku sendiri".

DO'A SEBAGAI BENTENG DARI GANGGUAN MUSUH DARI DALAM DAN DARI LUAR SERTA BERSERAH DIRI TOTAL HANYA KEPADA ALLAH
alloohhumma shohhan-shohhan-shohhan wa han bahan haa-mim laa yungshoruuna wa ja'alnaa mim baini aydiihhim saddaw wa min kholfihhim saddang fa-aghsyainaahhum fahhum laa yubshiruuna kaf-hha-ya-'ain-shod-ha-mim-'ain-sin-qof laa yushodda'uuna 'anhhaa wa laa yungzifuuna yaa robbu-yaa robbu-yaa robbu wa laa haula wa laa quwwata illa billaahhil 'aliyyil 'azhiimi (3x).
"Ya Allah, sehatkanlah-sehatkanlah-sehatkanlah, tuluskanlah ha-mim orang yang zholim tidak akan mendapat pertolongan. Dan Kami adakan di hadapan mereka dinding, dan di belakang mereka dinding. Dan Kami tutup mata mereka, sehingga mereka tidak melihat, kaf-hha-ya-'ain-shod-ha-mim-'ain-sin-qof, tiadalah mereka mematahkan daripada-Nya, dan tidaklah mereka bisa mengeluarkan. Ya Rob-Ya Rob-Ya Rob, tiada daya dan upaya kecuali dari Allah Yang Maha Luhur dan Maha Agung".

DO'A UNTUK MENANGKAL PENYAKIT DAN BALA
bismillaahisy syaafii bismillaahhil kaafii bismillaahhil ma'aafii bismillaahhil ladzii laa yadlurru ma'asmihhii syai-um fiil ardli wa laa fiis samaa-i wa hhuwas samii'ul 'aliimu (3x).
"Dengan Nama Allah Yang Maha Menyembuhkan, dengan Nama Allah Yang Maha Mencukupi, dengan Nama Allah Yang Maha Menyehatkan, dengan Nama Allah yang melalui Nama-Nya segala sesuau yang ada di bumi dan di langit tidak membahayakan. Dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui".

DO'A UNTUK MEMBUKA PINTU HIDAYAH DALAM URUSAN DUNIA DAN AKHIRAT
robbanaaftah bainanaa wa baina qoumina bil haqqi wa angta khoirul faatihiina (1x).
"Ya Rob, bukakanlah di antara kami dan di antara saudara-saudara kami jalan kebenaran. Dan Engkau sebaik-baiknya pembukanya".

DO'A UNTUK KEBERKAHAN DALAM POSISI DAN PROFESI
robbanaa angzilnaa mungzalam mubaarokaw wa angta khoirul mungziliina (1x).
"Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang penuh berkah. Dan Engkaulah Dzat yang sebaik-baiknya memberikan tempat".

DO'A UNTUK KEBAIKAN DUNIA DAN AKHIRAT
robbanaa aatinaa fid dunyaa hasanataw wa fil akhiroti hasanataw wa qinaa 'adzaaban naari (1x).
"Ya Rob, berilah kami kebaikan di dunia dan akhirat, dan hindarkanlah kami dari siksa neraka".Alfaatihah